Nasihat rendah hati dari perempuan berani tidak boleh diabaikan melainkan menerima sebagai nasihat kebijaksanaan ilahi, kata Paus Fransiskus.
“Ini adalah pendapat saya, tapi perempuan lebih berani daripada pria,” kata Paus Fransiskus.
Sri Paus fokus pembicaraan kepada audiensnya tentang Judith, “seorang wanita yang sangat cantik dan bijaksana,” yang mencela orang-orang Israel karena tidak percaya kepada Tuhan untuk membebaskan mereka dari penyerbuan asing.
Menghadapi situasi penuh keputusasaan, lanjut Bapa Suci, orang-orang dianugerahi lima hari untuk ikut campur. Namun, bahkan dalam doa mereka meragukan bahwa Tuhan akan membantu mereka.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa pada saat putus asa, Judith menghadapi keraguan rakyat dengan iman yang “berani” dan penuh harapan.
Keberaniannya, jelas Bapa Suci, adalah pengingat bagi orang Kristen untuk “mengetuk pintu hati Tuhan; Dia adalah seorang Bapak, Dia bisa menyelamatkan kita. Janda ini menghadapi risiko (semuanya), bahkan membuat dirinya terlihat seperti orang bodoh di depan orang lain. Tapi dia berani, dia maju ke depan.”
Umat Kristen “tidak boleh menyerahkan kondisi apapun kepada Tuhan,” kata Paus. Sebaliknya, mereka harus memungkinkan “harapan untuk menaklukkan ketakutan kita.”
Kisah Judith mencontohkan pentingnya “nasihat rendah hati” dari perempuan berani, kata Paus Fransiskus.
Kata-kata mereka, tambahnya, berisi “kebijaksanaan Allah” dan tidak boleh “diabaikan sebagai orang bodoh.”
Sumber: ucanews.com
No comments:
Post a Comment