Tuesday, March 21, 2017

Paus Fransiskus Puji Keberanian dan Kebijaksanaan Perempuan Seluruh Dunia


    Nasihat rendah hati dari perempuan berani tidak boleh diabaikan melainkan menerima sebagai nasihat kebijaksanaan ilahi, kata Paus Fransiskus.
Hasil gambar untuk foto paus dan wanita
Wanita seperti Judith dalam Kitab Suci adalah contoh mengimani Allah di tengah penderitaan dan kesulitan bila mudah untuk memberikan harapan dan jatuh dalam keputusasaan, kata Paus, 25 Januari, dalam audiensi umum mingguan di Vatikan.
“Ini adalah pendapat saya, tapi perempuan lebih berani daripada pria,” kata Paus Fransiskus.
Sri Paus fokus pembicaraan kepada audiensnya tentang Judith, “seorang wanita yang sangat cantik dan bijaksana,” yang mencela orang-orang Israel karena tidak percaya kepada Tuhan untuk membebaskan mereka dari penyerbuan asing.
Menghadapi situasi penuh keputusasaan, lanjut Bapa Suci, orang-orang dianugerahi  lima hari untuk ikut campur. Namun, bahkan dalam doa mereka meragukan bahwa Tuhan akan membantu mereka.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa pada saat putus asa, Judith menghadapi keraguan rakyat dengan iman yang “berani” dan penuh harapan.
Keberaniannya, jelas Bapa Suci, adalah pengingat bagi orang Kristen untuk “mengetuk pintu hati Tuhan; Dia adalah seorang Bapak, Dia bisa menyelamatkan kita. Janda ini menghadapi risiko (semuanya), bahkan membuat dirinya terlihat seperti orang bodoh di depan orang lain. Tapi dia berani, dia maju ke depan.”
Umat Kristen “tidak boleh menyerahkan kondisi apapun kepada Tuhan,” kata Paus. Sebaliknya, mereka harus memungkinkan “harapan untuk menaklukkan ketakutan kita.”
Kisah Judith mencontohkan pentingnya “nasihat rendah hati” dari perempuan berani, kata Paus Fransiskus.
Kata-kata mereka, tambahnya, berisi “kebijaksanaan Allah” dan tidak boleh “diabaikan sebagai orang bodoh.”
Sumber: ucanews.com